SELAMAT DATANG DI BLOG ANSORY PUTRA JEMBER. SALAM PERDAMAIAN DAN KASIH SAYANG!#ANSORY JEMBER#

31 Mei 2010

CITA-CITA KETIKA MENJADI SANTRI

Menjadi salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Jember sebenarnya bukanlah menjadi cita - citaku yang utama, bukannya tidak ingin tapi dulu aku merasa tidaklah mungkin aku menjadi seorang PNS. Ketika aku masih nyantri di Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi'iyah Sukorejo Asembagus Situbondo aku pernah mempunyai niatan kalau nanti aku sudah pulang ke kampung halamanku di Jember aku hanya ingin menjadi seorang ustad/pendidik sekaligus aku ingin menjadi penjual tas keresek/tas plastik. Cita-citaku ini sering aku lontarkan kepada teman-teman seperjuanganku di pesantren.Banyak teman-temanku yang berolok sambil bergurau bahwa cita-citaku terlalu rendah bahkan ada temanku yang berucap bahwa cita-cita itu haruslah setinggi-tingginya seperti kata pepetah : "Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit meskipun nanti yang kau raih hanya setinggi meja".Aku menanggapi semua gurauan temanku dengan tersenyum, namun aku tetap dengan prinsipku bahwa aku haruslah realistis dan tidak berandai-andai untuk mencapai sesuatu yang pada waktu itu secara akal sulit untuk merealisasikannya.Aku takut kalau aku berandai-andai terlalu tinggi dan aku tidak bisa meraihnya maka nanti aku akan jatuh dan pasti sakit sekali.Aku yang dari rumah diajari untuk selalu legowo, nerimo, tidak selalu memandang keatas dan sadar akan keadaan tetap berpegang pada prinsip bahwa aku harus menjalani hidup ini apa adanya, biarlah semua mengalir bagaikan air. Mungkin bagi sebagian orang prinsipku ini salah karena ada orang yang mengatakan bahwa kita haruslah terus berangan-angan, berhayal dan mempunyai cita-cita yang tinggi karena siapa tahu angan-angan dan cita-cita itu suatu saat dapat tercapai, bahkan ada temanku yang berkata : kalau bisa bercita-citalah untuk menjadi seorang Presiden, siapa tahu dapat tercapai atau paling tidak  kalau bukan Presiden mungkin bisa menjadi Menteri, Gubernur, Bupati, Camat. atau paling tidak menjadi Kepala Desa.  tapi biarlah lain koki lain masakannya, lain orang lain pula prinsipnya. Aku tetap hanya ingin menjadi seorang Ustad/Pendidik sambil menjadi pedagang Kresek/tas plastik. Aku akan tetap berusaha menjalani hidup ini apa adanya, realistis dan tidak perlu ambisius, karena aku yakin rezeki yang telah direncanakan, diberikan dan yang akan dianugerahkan Tuhan kepadaku tidak akan tertukar dengan rezeki orang lain. Aku waktu itu itu hanya terus berdoa dan berharap agar semua ilmu yang aku peroleh dipesantren ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah, bermanfaat untuk aku pribadi, keluarga, orang sekitar, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Amin.  Bersambung ......................

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites